24.8.12

23.8.12

Ketika kata tidak menyuarakan apapun

Bermiliar bahkan triliun kata memenuhi benakku
Beribu rasa yang ingin kucurahkan di dalamnya
Berjuta harap yang dapat kugantungkan padanya
Dan banyak mimpi yang kuuraikan dengannya

Kata
Seindah ataupun sebagus apapun itu
Tidak akan berarti bila tidak ada yang mau membacanya
Tidak akan berarti bila tidak ada yang mau mendengarkannya
Tidak akan berarti bila tidak ada yang mau mengerti

Kata
Seindah ataupun sebagus apapun itu
Tidak akan berarti bila tidak ada yang mau menyampaikannya
Tidak akan berarti bila tidak ada yang mau memperjuangkannya
Tidak akan berarti bila tidak ada yang mau percaya

Dan disini diriku duduk dalam diam
Membendung tangis
Menahan haru
Kata hanya ingin membantu orang yang mau menyampaikannya
Kata hanya ingin didengar
Tapi, mengapa tidak ada yang mau?
Tapi, mengapa tidak ada yang percaya?

Semua orang butuh dihargai, hanya itu

18.8.12

Cersinbarah

(Cerita singkat banget parah)

Disuatu hari yang cerah, dua orang sahabat sedang menghabiskan waktu bersama di kedai kopi sepulang sekolah. Seperti biasa, Sasa berceloteh panjang lebar dan Rian setia mendengar.

Sasa : "Kenapa ya, semua gaada yang ngerti? Si ardi juga kayaknya udah males gitu sama gue"
Rian : "Kadang bukan dunia yang harus ngerti lo sa, dunia juga perlu dimengerti sama lo. Lagian Ardi juga biasa aja kan, kalo emang dia udah gitu yang tinggalin aja sa"
Sasa : "Bukan gitu, cuma kenapa sih dunia harus melawan gue di saat yang bersamaan?"
Rian : "Lo aja yang terfokus sama masalah, jadi yang baik-baik ngga lo perhatiin"
Sasa: "Ah gitu kan kalo curhat sama lo, ini buktinya dunia sedang melawan gue hahaha"

Keesokan harinya
Sasa seperti biasa berangkat ke sekolah, dijemput Ardi, gebetannya yang tak kunjung jadian. Begitu melihat Ardi sudah berdiri didepan pintu, Sasa segera berpamitan dan meluncur ke mobil Honda Jazz Biru milik Ardi

Ardi : "Pagi cantik"
Sasa : " Masih pagi udah gombal" jawab Sasa ketus namun mukanya berubah merah merona

Mereka pun segera pergi ke SMA Permata

Sore hari, Rian pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Dia melihat Ardi sedang berjalan dengan wanita lain. Segeralah ia menelepon Sasa

Rian : Halo Sa, gue liat Ardi sama cewek di Mall
Sasa : Rian, please deh, gue tau lo emang kurang suka sama Ardi, tapi ngga gini
Rian : Gue biasa aja sa, walaupun gue gasuka juga buat apa gue boong
Sasa : Ardi tuh hari ini ada les bahasa inggris, dan dia gamungkin bolos
Rian : Terserah lo deh sa, yang penting gue udah kasih tau lo, terserah mau percaya apa ngga
Tut.. Tut.. Tut..

Memang Rian kurang menyukai Ardi, menurutnya Ardi adalah serigala berbulu domba. Ardi adalah orang yang angkuh dibalut dengan kecharmingan. Dulu Rian dan Ardi berteman, tapi semenjak Ardi menjadi kapten tim futsal, semua sifat Ardi berubah. Rian pun tau kelakuan Ardi yang suka mempermainkan cewek, dan Rian tidak akan tinggal diam bila Sasa harus merasakannya

Sasa yang penasaran akhirnya bertanya pada Ardi, namun Ardi mengelak dan mengatakan bahwa ia les seperti biasa. Lalu Sasa bertanya

Sasa : Di, sebenarnya kita ada apasih?
Ardi : Maksudnya ada apa?
Sasa : Ya, kita udah 6 bulan kayak gini, aku bingung aja, kita ada apa
Ardi : Kamu maunya ada apa?
Sasa : Ya, mau sesuatu yang jelas
Ardi : Aku sayang sama kamu Sa
Sasa : Aku Juga
Ardi : Cuma
glek. Sasa shock
Ardi : Aku gatau
Sasa : Maksud kamu?
Ardi : Aku masih bingung sama perasaanku
Sasa : Yaudah kalo gitu Di, tapi aku udah gabisa nunggu
Ardi : Yaudah, artinya selama ini kita cuma teman

Bagai disambar petir. Sasa pun langsung menutup telfonnya. Langsung menjatuhkan dirinya di kasur, memeluk bantal, dan menangis sejadi-jadinya. Lalu dia menelpon Rian

Sasa : Lo bener
Rian : Bener apa?
Sasa : Ardi, dia bilang selama ini gue sama dia cuma temen
Rian : Apa gue bilang, ngeyel sih lo
Sasa : Terus gue harus gimana
Rian : Gini deh, besok pulang sekolah ikut gue
Sasa : Kemana?
Rian : Udah liat aja besok

Hari ini terasa berat untuk Sasa, tidak ada lagi Ardi yang menjemputnya. Sasa juga tidak tau harus bersikap seperti apa nanti di sekolah. Ketika sampai di sekolah, Sasa melihat Ardi yang tampak bahagia-bahagia saja. Tak terasa air mata Sasa menetes, apakah Sasa tidak ada artinya buat Ardi?
Pulang sekolah, Rian menunggu Sasa didepan gerbang sekolah

Rian : Yuk ikut, naik motor gue, selamat kok
Sasa : Awas aja ngebut, ntar gue masuk angin gimana
Rian : Nih, pake jaket gue

Merekapun pergi meninggalkan sekolah
Sasa menikmati perjalanan yang cukup jauh, memasuki jalan-jalan kecil. Kemudian mereka sampai di sebuah pekarangan luas ditengah-tengah gedung pencakar langit Jakarta, lengkap dengan pemancingan ikan kecil. Pekarangan itu diisi oleh ilalang dan bunga-bunga

Rian : Ini tempat gue kalo udah capek sama hecticnya Jakarta
Sasa : Buat apa lo ajak gue kesini?
Rian : Bawel, udah ikut aja

Rian pun bertemu anak kecil yang tengah bermain di pekarangan itu, lalu anak kecil itu memeberikannya sebuah layang-layang. Rian pun mengajak Sasa bermain layang-layang. Susah payah jatuh bangun mereka menerbangkan layang-layang tersebut

Rian : Hidup itu bagaikan menerbangkan layang-layang, Sa. Kita harus bersusah payah dulu untuk terbang tinggi

Kemudian mereka berlarian menyusuri ilalang-ilalang, lalu Rian berhenti dan memetik setangkai bunga kecil, putih dan rentan

Rian : Sekarang lo tutup mata, make a wish, terus tiup bunga ini
Sasa : Itu bunga apa?
Rian : Udah turutin gue aja
Sasa pun memejamkan matanya, lalu membuka matanya dan meniup setangkai bunga yang dipegang Rian. Kemudian bunga itu menyebar keangkasa
Rian : Ini bunga dandelion Sa. Anggep aja semua masalah lo udah terbang ke langit, masalah lo ibarat bunga dandelion ini terhadap langit, kecil Sa
Sasa : Iya gue ngerti
Rian pun menggenggam tangan Sasa
Rian : Inget kan gue pernah bilang kadang dunia yang harus lo mengerti? Dan lo gaperlu sendirian untuk mencoba mengerti sa, karena kita semua gaada yang tau gimana cara kerja dunia ini. Gue ada Sa,  gue mau ngebantu lo mengerti Dunia ini, lo ngga sendirian sa melawan dunia.
Sasa pun menatap mata Rian, sorot matanya tajam mengarah ke dirinya
Sasa pun tau bahwa ia benar-benar tidak sendirian, ia merasa lega ia dapat berbagi dengan seseorang yang dapat ia percaya, kemudian Sasa mengeratkan genggaman tangan Rian

Kadang Cinta bukan hanya sekedar "Pagi cantik" atau "Aku sayang kamu". Cinta itu dimana dia selalu ada, membantu kita menghadapi dunia. Dia selalu ada, membuat kita tidak merasa sendiri. Dia selalu ada, walau kadang kita tidak sadar. Dia selalu ada, dan tidak akan pernah pergi.