29.12.14

Communicate

Pertama-tama, saya mencoba untuk meminimalisir kebiasaan saya untuk galau.
Really, galau sudah menjadi bagian hidup saya.
Ketika saya galau, saya tidak bisa mengeluarkannya dalam ekspresi lain selain menggunakan kata-kata. Saya cenderung menjadi lebih kreatif dan bisa menghasilkan karya saat keadaan hati saya tidak seimbang.

So, here's a serious post.
Mungkin banyak dari kalian bertanya-tanya mengenai jurusan Ilmu Komunikasi.
Ngapainsih belajarnya? Cuma haha-hihi aja? Anak-anaknya gabut ya? Pasti isinya cuma anak-anak yang seneng-seneng aja?
Well then jika itu yang ada dal am pikiran and a, i'll prove you wrong.

Satu aksioma yang masih membuat saya tercengang sampai saat ini. Aksioma yang saya pelajari pada kelas Pengantar Ilmu Komunikasi.
One cannot not communicate 
- Paul Watzlawick
Semua tindakan, keputusan, atau hal apapun yang dilakukan manusia, semua tidak terlepas dengan adanya komunikasi.
Komunikasi disini bukan hanya interaksi seseorang terhadap orang lainnya.
Self-talking juga salah satu bentuk komunikasi. Ya, kita secara tidak sadar berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
Kita berkomunikasi dalam berbagai arah, horizontal, vertikal, diagonal, heksagonal, bahkan infiniti.
Seakan kata-kata tidak akan habis hingga nanti akhir zaman.
Pada ilmu komunikasi, saya belajar bahwa komunikasi dalam bentuk apapun sama pentingnya.
Cakupan dari komunikasi adanya seperti sebuah segitiga, semakin lama semakin luas. Komunikasi dengan diri kita sendiri, orang lain, kelompok, organisasi, publik, massa, dan yang paling mahsyur, komunikasi melalui internet seperti apa yang saya, kita lakukan saat ini.

Omong-omong dengan cakupan komunikasi, saya akan sedikit menjelaskan pendapat saya akan salah satu komunikasi massa yaitu via media.

Mungkin anda belum mengerti bahwa media begitu mengontrol kita, masyarakat, dunia pada saat ini.
Media makes the world goes around selain tentu orbit rotasi bumi dan kekuasaan tuhan.
Media yang membentuk kita manusia sampai saat ini.
Bagaimana standar tertentu yang ditentukan, berbagai spekulasi penuh konspirasi, dan bahkan hal-hal kecil seperti cara seseorang seharusnya tersenyum.
Secara tidak sadar bahwa seluruh tindak perilaku kita seakan dikontrol oleh media.
Contohnya, bagaimana kekuatan media dalam memanipulasi sebuah berita yang berdampak pada opini yang terbentuk di dalam publik. Black campaign. Pencitraan. Semua molded oleh media.
Jujur saja, sebagai manusia tentu kita haus akan berita. Penting ataupun tidak.
Apakah anda sudah mulai sadar akan kekuatan media?


Gambar diatas merupakan ilustrasi bagaimana media dapat mengontrol massa.
Sungguh, orang-orang dibalik media mempunyai pengaruh yang sama kuat dengan presiden negara adidaya sekalipun.
Menurut saya, seseorang yang mempunyai kekuatan akan media haruslah orang yang bijak menyikapi keadaan, bukan untuk mencari keuntungan pribadi semata.
Jika anda masih belum sadar akan kehebatan pengaruh media, cobalah berhenti sejenak, perhatikan sekitar anda. Minuman ringan yang ada diatas meja anda, anda beli karena iklannya yang menarik di televisi. Topik yang tengah anda bicarakan bersama teman, adalah headlines disebuah surat kabar yang tadi pagi anda baca. Kata-kata yang anda kutip didalam essay anda, merupakan quotes dari film yang anda tonton minggu lalu di bioskop.
Dan sekarang, kembalilah pertanyakan diri anda mengenai kemahsyuran media.

Kembali ke pertanyaan awal, kenapa seseorang ingin mempelajari Ilmu Komunikasi?
Karena dengan mempelajari komunikasi, seseorang bisa mengubah dunia, secara tidak langsung.
Saya mempunyai sebuah cita-cita yang cukup muluk, yaitu menciptakan perubahan secara masif di dunia.
Entah saya membuat sebuah buku, atau menjadi sutradara, atau konsultan. I can see myself as someone who will changes the world somehow.
Hahaha, tertawalah, saya saja tertawa sendiri membaca pernyataan yang saya lontarkan barusan.
Go big or nothing at all, yes?

Karena dengan mempelajari komunikasi, jika memang dunia tidak dapat kita ubah, setidaknya kita bisa mengubah hidup seseorang, orang lain, ataupun diri sendiri.
Karena memang kata sehebat itu.

Sedikit yang bisa saya sampaikan karena memang ilmu saya belum sebanyak itu.
Setidaknya saya mengharapkan bahwa ada sedikit perubahan cara pandang anda. Atau setidaknya, sedikit menyentil rasa keingintahuan anda.

Sekian dan terimakasih.


Desember 2014 wish : semoga bisa mendapat IP 4, Amin.