Pertama-tama, saya harap jangan panik membaca judul post ini.Jakarta identik banget sama yang namanya macet, coba aja perhatiin kalo ada artis atau orang penting dateng ke jakarta. Pasti yang dikomentarin macetnya. Sebagai orang yang menetap di jakarta, gue tau betul rasanya menerjang macetnya jakarta, mau pagi siang malem macet terus. Keajaiban Jakarta tidak macet hanya terjadi dini hari dan dekat-dekat hari lebaran.
Seperti saat ini, gue lagi terjebak ditengah kemacetan. Macet yang bikin tua dijalan. Akhirnya yang gue bisa cuma bengong, melongo, cengo. Gue memperhatikan hal-hal kecil disekitar gue. Melihat seorang bapak yang tengah menjajakan minuman dingin di tengah kemacetan, bagaimana raut wajahnya menunjukkan rasa lelah. Gue membayangkan istri dan anaknya (kalau ada) menunggu bapak itu pulang dan membawa hasil kerja kerasnya hari ini. Melihat sebuah rumah yang mungkin lebih layak disebut istana. Bagus banget asli! Memperhatikan detail ukiran di gerbangnya, melihat seorang satpam sedang berjaga sambil nonton tv kecil di pos nya. Macet sekitar sejam di daerah Tendean membuat gue mensyukuri hal-hal kecil di hidup, dan berpikir kalau setiap detail di hidup manusia itu berarti, sekecil apapun.
Kedua, di tempat dan waktu yang berbeda, di kemacetan di daerah Rawamangun saat menuju ke Labschool tercinta.
Jadi gue lewat jalan dua arah gitu yang arah sebalik gue lagi macet banget. Tiba-tiba ada mobil dari arah sebalik gue motong ke arah gue, jadi hadap-hadapan gitu. Mobil itu mau belok ke kiri dari arah gue, dan akhirnya mobil gue ngalah dong, gamungkin mobil itu yang mundur. Kesimpulan dari pengalaman gue ini adalah...
...dan yang benar pun hanya bisa mengalah."
Kadang mengalah adalah satu-satunya pilihan, dengan mengalah lo belum tentu kalah. Saat lo kalah, lo belum tentu mengalah.
Dan disinilah gue, dikamar gue yang berwarna hijau-ungu, ditemani lagu di itunes dan suara air hujan diluar sana, mengalah entah kesekian kalinya.
Gue mungkin bukan yang benar, dan juga bukan yang salah.
Hidup itu nggak selamanya hitam-putih, atau putih diatas hitam. Kadang hidup itu abu-abu
Nggak ada yang tau pasti akan sesuatu.
Dan dengan mengalah, gue nggak kalah.
Gue hanya mencari kesempatan lain.
Mungkin ini akhir dari sesuatu yang merupakan pintu untuk sesuatu yang lain.
Dan dengan ini post gue akhiri dengan...
Alhamdulillah :-)