25.12.13

Sederhana tapi Sulit

"Seorang yang hidup tanpa cita-cita adalah seorang yang hidup dengan sia-sia"
Pertama-tama saya mengucapkan Selamat Hari Natal bagi yang merayakan dan Selamat Tahun Baru 2014!

Banyak yang bilang bahwa kita harus menggantung cita-cita setinggi langit, bahkan sampai menyentuh galaksi yang lain. Tapi gue nih ya pribadi, cita-cita gue itu simpel tapi muluk.
Maksudnya simpel tapi muluk itu apa?
Contoh, cita-cita atau mimpi gue dalam jangka dekat, adalah masuk snmptn undangan pada pilihan pertama
Simpel, tapi muluk kan?
Cita-cita gue jangka panjang, nama gue ada pada bagian akhir film sebagai crew, dan selanjutnya nama gue ada diposter film di bioskop dengan tulisan "Film karya Meta Meidiana"
Simpel, tapi lebih muluk lagi kan?
Tapi seperti quote diatas, apapun bentuknya hidup itu harus punya cita-cita. Cita-cita kan nggak ditentukan harus dalam skala yang besar, dalam hal kecil juga bisa disebut cita-cita.
"Kadang yang dibutuhkan bukan sesuatu yang berlebihan, hanya sesuatu yang cukup"
Jangankan yang tinggi, yang simpel aja sulit terealisasikan.
Dalam hal lain, dalam segi cinta (mau bahas apa aja pasti nyerempet ke masalah cinta) juga berlaku hukum "sederhana tapi sulit" ini
Simpel deh, lo suka sama orang, udah deket banget, cuma berharap lo sama dia tapi udah dari zaman awal SBY menjabat kembali sebagai presiden sampai sekarang mau pemilu lagi lo dan dia cuma sebatas itu. Sebatas aku suka, kamu suka, yaudah.

Tapi intinya, what's meant to be will always find a way.
Kalem aja keles, kalo emang jodoh nggak kemana.
InsyaAllah emang jurusan yang lo mau adalah jurusan yang emang digariskan Tuhan YME untuk lo, pasti lo dapet dengan cara apapun bahkan se nggak masuk akal apapun
Kalo emang jodoh pasti ketemu kok, kalo nggak jodoh yaudah. Buat apa lo menahan seseorang yang nggak mau bertahan? Let it go, let yourself free.

Btw, baca ini ya (click!)



Selamat liburan! XX (biar kayak orang british wkwk)

8.11.13

Alhamdulillah macet!

Pertama-tama, saya harap jangan panik membaca judul post ini.Jakarta identik banget sama yang namanya macet, coba aja perhatiin kalo ada artis atau orang penting dateng ke jakarta. Pasti yang dikomentarin macetnya. Sebagai orang yang menetap di jakarta, gue tau betul rasanya menerjang macetnya jakarta, mau pagi siang malem macet terus. Keajaiban Jakarta tidak macet hanya terjadi dini hari dan dekat-dekat hari lebaran.
Seperti saat ini, gue lagi terjebak ditengah kemacetan. Macet yang bikin tua dijalan. Akhirnya yang gue bisa cuma bengong, melongo, cengo. Gue memperhatikan hal-hal kecil disekitar gue. Melihat seorang bapak yang tengah menjajakan minuman dingin di tengah kemacetan, bagaimana raut wajahnya menunjukkan rasa lelah. Gue membayangkan istri dan anaknya (kalau ada) menunggu bapak itu pulang dan membawa hasil kerja kerasnya hari ini. Melihat sebuah rumah yang mungkin lebih layak disebut istana. Bagus banget asli! Memperhatikan detail ukiran di gerbangnya, melihat seorang satpam sedang berjaga sambil nonton tv kecil di pos nya. Macet sekitar sejam di daerah Tendean membuat gue mensyukuri hal-hal kecil di hidup, dan berpikir kalau setiap detail di hidup manusia itu berarti, sekecil apapun.

Kedua, di tempat dan waktu yang berbeda, di kemacetan di daerah Rawamangun saat menuju ke Labschool tercinta.
Jadi gue lewat jalan dua arah gitu yang arah sebalik gue lagi macet banget. Tiba-tiba ada mobil dari arah sebalik gue motong ke arah gue, jadi hadap-hadapan gitu. Mobil itu mau belok ke kiri dari arah gue, dan akhirnya mobil gue ngalah dong, gamungkin mobil itu yang mundur. Kesimpulan dari pengalaman gue ini adalah...
...dan yang benar pun hanya bisa mengalah."
Kadang mengalah adalah satu-satunya pilihan, dengan mengalah lo belum tentu kalah. Saat lo kalah, lo belum tentu mengalah.
Dan disinilah gue, dikamar gue yang berwarna hijau-ungu, ditemani lagu di itunes dan suara air hujan diluar sana, mengalah entah kesekian kalinya.
Gue mungkin bukan yang benar, dan juga bukan yang salah.
Hidup itu nggak selamanya hitam-putih, atau putih diatas hitam. Kadang hidup itu abu-abu
Nggak ada yang tau pasti akan sesuatu.
Dan dengan mengalah, gue nggak kalah.
Gue hanya mencari kesempatan lain.
Mungkin ini akhir dari sesuatu yang merupakan pintu untuk sesuatu yang lain.
Dan dengan ini post gue akhiri dengan...
Alhamdulillah :-)

5.10.13

Speaks and Scars

The marks humans leave are too often scars.”
John Green, The Fault in Our Stars 

Pertama-tama gue mengucapkan terimakasih kepada Venna Shafira yang telah membuat gue tau akan sebuah video yang cukup membuat kantong air mata gue meluap.


Karena gue ngga mau spoiler, kalo kepo silahkan nonton sendiri :-)


Kesimpulan pertama yang dapat gue tarik adalah, say it yo wit!
Kadang yang diperlukan hanya dengan bicara, sepatah dua patah kata, yang akan merubah seluruh moment hidup lo. Hanya butuh kisaran 5-10 detik untuk mengucapkannya. Tapi apa yang terjadi? Kebanyakan orang memilih untuk tidak menghabiskan 5-10 detiknya untuk bicara apa yang ingin dia bicarakan. Dan meninggalkan kata-kata yang tak terucap menunggu untuk terkuak somehow, entah membiarkannya ditebak dengan berbagai kode atau bahkan.. ya.. sekedar meninggalkannya.
Pernah ngga lo rasanya ingin mengatakan sesuatu, yang sekarang masih tertahan?
Pernah ngga lo rasanya ingin menarik kata-kata lo, dan merubah apa yang udah terjadi?
Pasti pernah *sotoy*
Gue sih pernah *curhat*
Tapi... Ya.. mau gimana, udah lewat momentnya, kalo baru sekarang diucapkan atau ditarik udah basi!
Itulah kenapa, semua itu ada momentnya. Yang membuat semua menjadi benar.

Kesimpulan kedua yang dapat gue cerna adalah, kadang orang-orang terlalu takut untuk terluka.
Coba aja deh, misalkan temen cewek lo suka sama cowok, terus lo bilang ke temen cewek lo, "Udah bilang aja ke dia!"
Pasti respon temen lo, "Ah! Nanti dia nganggep gue cewek apaan?"
Praduga dan prasangka itulah, pasti takut kan kalo misalkan dianggep yang ngga baik. Atau pasti takut kan kalo cowok itu ngga suka.
Padahal sakit itu perlu loh. Tanpa rasa sakit lo ngga tau mana yang benar dan mana yang salah, baik buat lo atau orang lain. Contohnya alergi deh, coba lo gatau lo alergi misalkan debu, lo gatau kan kalo debu itu ngga baik buat lo.
Sakit itu yang bikin 1000 alasan untuk membuat lo menjadi lebih baik, dan membuat lo 1 juta triliun lebih kuat dari sebelumnya.
Bersyukurlah bagi kalian yang merasakan sakit, daripada ngga bisa ngerasain apa-apa.
Berterimakasihlah kepada orang-orang yang membuat kalian terluka, tanpa mereka kalian bukan kalian yang sekarang, kalian yang jauuuuuuuuuh lebih baik.

Jadi kritik dan saran dari gue (Berasa kartul)
Ah salah nih mengungkit kartul, doakan ya kartul gue selesai pada waktunya. Terimakasih teman-teman
Jadi, bicaralah.
Memang ada beberapa kata yang lebih baik tidak dibicarakan.
Namun, bicaralah. Agar kamu dan kalian ngga perlu menghabiskan seluruh hidup kalian dalam berjuta pertanyaan dan tanda tanya besar.
Beranilah, beranilah untuk merasakan sakit. Syukurilah rasa sakit itu. Dan belajarlah dari rasa sakit.

Dan sebagai salah satu dari berjuta bahkan bermiliar populasi jomblo di dunia ini,
saya mengucapkan Selamat Malam Minggu!

4.10.13

Kopi


                Aku membenarkan posisi dudukku yang mulai tenggelam di sofa. Meneggakkan sandaranku hingga pandangan dihadapanku telihat jelas. Melihat seorang pria disebrangku sedang menatap layar komputer jinjingnya, dan segerombolan wanita di meja ujung sedang tertawa-tawa. Aroma kopi jelas semerbak di setiap sudut ruang kafe ini. Suara mesin kopi terdengar begitu jelas karena tempat dudukku berada di dekatnya. Aku menatap secangkir cappuccinoku yang belum tersentuh, masih berbuih dengan sebuah gambar hati yang terpotong garis terukir diatasnya. Entah mengapa aku tidak tega untuk menghancurkan keindahan itu. Aku melirik kearah jam tangan cokelat di pergelangan tanganku, jam sudah menunjukkan lewat dari pukul 7. Sekarang aku mulai tidak yakin dengan apa yang aku tunggu. Tak lama aku melihat sesosok pria membuka pintu kafe. Hanya dari bayangannya saja aku tahu siapa sesosok itu. Sosok itu berjalan ke arahku. Tiba-tiba aku merasa lemas, aku mulai kembali tenggelam di sofa. Sekarang sosok itu sudah duduk dihadapanku, lekuk wajahnya telihat begitu jelas. Aku melihat ke dalam mata cokelat tua miliknya, seakan aku bisa membacanya. Lidahku terasa begitu pahit, padahal cappuccino didepanku belum tersentuh.
                “Maaf ya aku telat.” Suara berat dari Pria itu terdengar sedikit merasa bersalah.
                “Iya, gapapa kok.”
                “Aku pesan dulu ya.” Kemudian dia pergi menuju konter pemesanan dibelakang mejaku. Tiba-tiba handphonenya bordering, aku melihat nama seseorang terpampang di layar, Lisa, aku yakin nama itu milik seorang perempuan.
                Dia kembali ke meja membawa secangkir kopi yang dari aromanya saja aku bisa tahu bahwa itu kopi hitam, kopi kesukaannya. Dia menyeruputnya perlahan, tidak ada raut wajahntidak suka dengan apa yang dinikmati oleh lidahnya. Bahkan raut wajahnya menunjukkan dia cinta dengan apa yang sedang ia nikmati.
                “Ada apa? Kenapa kamu ingin bertemu aku disini?” Tanyanya. Aku hanya terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Jujur, aku sendiri tidak tahu kenapa.
                Aku menunddukan wajah, “Aku… aku mau….” Suaraku tiba-tiba parau. Terbata-bata seakan aku anak kecil yang baru belajar bicara. “..aku hanya mau mengingatkan kamu.”
                “Mengingatkan tentang?”
                “Kamu ingat kafe inilah tempat dimana kamu mengajakku pergi bersama untuk pertama kali?”
                Dia mengangguk.
                “Kita menghabiskan 3 jam disini mengobrol hal-hal yang tidak penting, tertawa pada hal yang bahkan tidak lucu. Dan sekedar berbagi cerita.”
                Wajahnya seakan menunjukkan bahwa ia mencermati kata-kataku, seakan ikut mengenang.
                “Aku ingat, kita tertawa pada pria yang menumpahkan kopi ke baju pacarnya kan?”
                Aku tersenyum.
                “Dulu aku hanya memesan Frappuccino setiap kali kamu mengajakku kesini, sedangkan kamu, sama seperti sekarang, memesan kopi hitam. Kemudian kamu bilang bahwa aku sangat cupu untuk tidak pernah mencoba kopi.”
                “Iya, ketika aku membuatmu mencoba kopi hitamku, mukamu berubah lucu karena kamu bilang itu terlalu pahit. Hahahahaha.”
                Suara tertawanya selalu membuatku lebih tenang, selalu.
                “Kemudian setelah beberapa lama kamu mengajakku kesini, kamu memintaku mencoba café latte. Dan setelah mencobanya, ternyata aku suka.”
                “Suatu kemajuan kan?” Tanyanya dengan senyum, ujung bibir kirinya lebih tinggi daripada ujung bibir kanannya.
                “Aku yang tadinya hanya memesan vanilla Frappuccino menjadi pecinta vanilla latte. Kemudian setiap kamu mengajakku kesini, aku selalu memesan latte. Mulai dari vanilla hingga hazelnut latte sudah aku cicipi.”
                Raut wajahnya menunjukkan tanda tanya besar, entah kemana arah pembicaraanku ini.
                “Lalu kamu bilang, bahwa cappuccino juga tidak kalah enak. Kamu membuatku mencoba cappuccino. Dan sekali lagi, kamu berhasil membuatku mencintainya.”
                Matanya hanya menatapku tajam, sorot mata itu, mata cokelat tua yang tidak pernah bisa aku tolak keberadaannya. Membiarkan tatapannya mengarungi pikiranku. Mata cokelat tua, sepekat kopi.
                “Dan bertahan lama aku jatuh cinta dengan cappuccino, khususnya di kafe ini.”
                Dia mengetuk-ngetuk jarinya ke meja, jelas menunggu apa maksudku. Tanpa dia harus bertanya, aku menjelaskan pembicaraanku.
                “Kamu selalu bisa membuatku jatuh cinta, selalu bisa. Aku yang tidak pernah menyukai kopi, menjadi salah satu pecinta kopi. Kamu selalu bisa membuatku jatuh cinta. Kamu seperti kopi untukku. Kamu selalu bisa membuatku… Ketergantungan… Pecandu.”
                Dan sekarang dia meneggakan tubuhnya,tubuhnya yang tadi condong ke arahku.
                “Tapi, aku tidak pernah bisa. Membuatmu mencintai apa yang aku cinta. Sekedar membuatmu mencoba Frappuccino saja aku tak mampu.”
                Bibirnya merapat seakan terkunci. Membiarkan aku mengutarakan apa yang ingin aku utarakan. Mengutarakan hal-hal yang hanya dimengerti oleh bayangannya.
                “Dan sekarang yang aku mampu lakukan, membiarkanmu pergi.”
                Dan kami berdua terdiam. Entah dalam interval berapa lama kami berdua tenggelam dalam diam. Aku menahan tangis yang sebentar lagi tak bisa kubendung.
                “Pergilah, aku mohon. Pergi dengan pecinta kopi hitam lainnya.” Air mata mulai menetes dipipiku.
                Mata cokelat tua itu menatapku dingin, seakan tidak mau pergi, tapi juga tidak mau tinggal. Jemarinya kemudian menggenggam jemariku. Tidak ada kata yang sanggup kami keluarkan. Hanya membiarkan suara mesin kopi mengisi diam. Kemudian jemarinya mulai meraih kunci mobil dan handphonenya dari meja. Jelas aku melihat ada 10 missed call dari seorang bernama Lisa terpampang di handphonenya. Kemudian ia menghabiskan kopi hitamnya.
                “Kita pasti akan bertemu lagi, dan kuharap di waktu dekat.” Katanya. Otakku tau bahwa aku tidak mungkin sanggup, namun entah mengapa hatiku membenarkan perkataannya.
                Air mataku tumpah ketika ia benar-benar pergi dari hadapanku. Aku membenamkan wajahku di pinggiran sofa. Aku tidak menyangka akan sepahit ini. Dia pergi, bahkan bayangannya juga benar-benar pergi. Aku harus kuat, aku yang merelakan dia pergi. Mungkin dia memang kopi untukku, namun aku tidak pernah menjadi kopi untukknya. Kemudian aku mengusap air mataku, memasang wajah bahwa barusan tidak ada yang terjadi. Aku pergi ke konter untuk memesan secangkir kopi hitam untuk menemani cappuccinoku yang sudah dingin. Kunikmati kopi hitam seakan aku sudah lama jatuh cinta pada kopi hitam, layaknya dia.  Kunikmati sedikit demi sedikit nikmatnya rasa pahit, sepahit rasa dihatiku.



Jakarta, 04 Oktober 2013. 22:37
Aku hanya mau mengucapkan terima kasih kepadamu
Yang membuat
Tangisku menjadi kekuatanku
Sakitku menjadi semangatku
Lukaku menjadi senyumku
Tanpamu menjadi kebahagiaanku

9.9.13

Meta dari prespektif Meta

Halo teman-teman nusantara, sudah lama ngga update di blog. Dengan berbagai kesibukan menyebabkan gue nggak bisa rajin mengurus blog ini. Nggak tau gue kesambet apa atau gimana tiba-tiba pengen ngepost ini. Pertama-tama, sekarang jam 9 gue baru aja pulang BTA dan besok ulangan biologi, tapi somehow gue lebih niat ngebuat post kurang kerjaan ini. Gue akan membahas diri gue sendiri dari A-Z. Emangsih, sangat narsis, tapi siapa lagi yang tau gue luar-tengah-dalem selain diri gue sendiri?

1. Meta itu sangat kompeten
Gue mengakui, gue orangnya ngga mau kalah, juga nggak mau ngalah. Kadang jadi berlebihan sehingga gue menjadi orang yang egois. Dan nggak mau kalah itu bener-bener dari berbagai aspek mulai dari tinggi badan, nilai, apapun yang sekiranya bisa gue gapai. Dan sifat gamau kalah itu nggak cuma ke cewek, bahkan cowok, dan orang yang lebih tua. Satu hal yang gue nggak kompeten, kalo udah urusan cowok. Kalo sudah menyangkut cinta dan cowok, gue lebih suka mundur teratur (kecuali udah kesemsem banget-banget sampe kayak dipelet, lain cerita ya...) karena gue tau gue cuma punya 2 pilihan, mengalah atau kalah. Biasanya gue selalu kalah, apapun usaha gue, gue pasti kalah. Jadi untuk mencegah kekalahan gue beruntun, lebih baik gue ngalah. Apalagi kalo lihat saingan gue jauh banget lebih dari gue, udah gue mundur pake jet biar cepet.

2. Meta itu gampang nangis
Gue mengakui dari sifat kompeten gue, gue selalu mau menjadi cewek yang kuat (maksudnya bukan kuli). Cewek yang tegar menghadapi apapun, cuma gue ngga bisa. Entah mengapa otak gue suka ngga bisa mengontrol kantong airmata gue, tiba-tiba udah ngucur aja kayak air terjun niagara. Nonton Hachiko gue ngabisin satu pack tisu, nonton Meet The Robinsons 5x nangisnya 5x juga. Nonton UP yang awal2 juga nangis sampe megap-megap. Kesel udah muncak eeeeh jadi nangis. Malu sih jadi orang yang cengeng, mau banget rasanya bisa mengontrol air mata biar ngga bercucuran cuma gimana. Gue tau ini sifat sangat jelek, dan gue berusaha untuk memperbaikinya. Wish me luck dude

3. Meta itu suka makan
Gue nggak keberatan menghabiskan uang lebih pada makanan, apalagi makanan manis. Menurut gue salah satu nikmatnya hidup berada pada proses makan, tapi salah satu sedihnya hidup berada saat gue nimbang berat badan abis makan. Gue makan biasanya sesuai dengan mood gue, saat mood gue berada di puncak, biasanya disertai nafsu makan gue yang membabi buta. Dan gue hampir pemakan segala (kecuali ikan lele dan ikan yang masih berbentuk ikan disertai duri. Untuk sashimi gue suka) apa aja masuk ke mulut gue. Gue suka banget makan ayam goreng dan ayam kecap. Gue suka banget makan burritos dan churros. Gue suka banget apapun yang mengandung krim. Pokoknya segala yang membuat perut gue melebar

4. Meta itu suka nunda-nunda sesuatu
Entah mengapa biasanya semangat gue akan sesuatu ada dimana gue dikejar deadline, antara gue emang ngerjain one step at a time atau emang gue males. Otak gue berjalan lebih lancar kita pagi subuh mau sekolah dan kalo udah deket-deket deadline. Sifat ini nggak baik, gue juga sering ngerasa rugi dengan sifat gue yang satu ini. Cuma semua butuh proses, gue akan mencoba menyicil segalanya. Apalagi udah kelas 12 nih........ ya doakan ya teman-teman

5. Meta itu moody
Gue bisa ketawa sekarang dan bete 10 detik setelah gue nulis ini. Dan akan ketawa lagi 5 detik setelah gue bilang gue bete. Dalam keadaan bete pun kadang-kadang gue masih bisa ketawa. Kenapa bisa gitu? gue juga ngga ngerti.

6. Meta itu labil tapi....
Gue orangnya labil, labil super. Mau makan apa aja kadang gue bisa labil. Cuma kalo gue udah mau sesuatu, gue cenderung memusat dan nggak membuat pilihan-pilihan lain. Kalo gue mau A, ya harus A, balik lagi ke sifat gue yang kompeten.

Apalagi yang tentang Meta....
7. Meta itu suka konser
Kadang gue merasa gue ditakdirkan ada di dunia ini untuk menghadiri konser-konser. Kadang juga gue ngerasa seharusnya gue tinggal di USA sehingga gue bisa menonton seluruh konser yang sekarang cuma bisa gue impikan. Di konser gue bisa menjadi diri gue, bersama orang-orang yang punya something in common, dan band-band yang jadi soundtrack of my life. Gue selalu ngerasa bersemangat setiap mengingat euforianya konser. Priceless banget. Apalagi kalo ngestalk artisnya terus dapet foto bareng tuh !!!!!!!!!!!!!! banget

8. Meta itu suka mencoba
Apa aja gue coba, gue selalu mau tau mengenai apapun, tapi bukan kepo. Mungkin karena masih dalam fase pencarian jati diri gue jadi suka mencoba hal-hal yang baru, hal-hal menarik, hal-hal absurd dan lain-lain.

9. Meta itu ............... cuek
Gue orang yang berpegangan dengan kata-kata ignorance is a bliss. Gue emang mau tau masalah hal-hal yang berkaitan dengan hidup. Bukan untuk sesuatu yang masih absurd. Kadang gue merasa lebih beruntung ngga tau apa-apa dibanding tau semuanya.

10. Meta itu suka sama..........
Kamu
Canda deng
Gue nggak punya kriteria khusus kalo suka sama cowok, tapi biasanya ada sebuah faktor yang memengaruhi aspek-aspek lainnya. Cowok itu harus suka band yang gue suka minimal 3 band. Dan gue yakin jika demikian gue akan bertahan dengan dirinya dalam waktu yang cukup lama. Apalagi sama cowok yang ngajakin gue nonton konser band kesukaan, beeeeeeh presentase gue tolak mungkin dibawah 1%. Tapi kadang orang yang gue suka sangat geser dari garis besar tadi. Ngga tau mungkin emang gue ngga punya selera, sekalinya punya selera pasti ketinggian. Yasudahlah......


Untuk mengetahui Meta lebih lanjut bisa add bbm sekiansekiansekian dan line bintangbintangbintang.
Terimakasih

17.6.13

Legal

Hai, sekarang yang ngepost disini adalah Meta yang sudah punya ktp :-)



Hari yang bahagiaaaaaa banget buat gue
Pas bangun pagi, di surprisein adek mama papa. Terus disamperin diani & safira bawain kue kerumah. Pas disekolah dikasih brownies buatan sesha sendiri, abis siang dikasih kue sama SW. Pas pulang dirumah ditunggu sama billa chaula ines alto putu dan dibawain 2 kue. Bahagia banget
Couldn't ask for more. Love you guys to the fullest!

21.4.13

Berlari

Ass wr wb teman-teman. Kemarin gue abis ke Bandung loh! Bareng MPK Sraddhagana Waktrabimata, kita nginep semalem di dago pakar terus jalan-jalan. Seru deh!
Terus kita studi banding sama PK SMAN 3 Bandung, terimakasih ya teman-teman dari SMAN 3 Bandung!


Okeh yuk mari geser topik dikit...
Gue ngerasa capek, bukan karena gue keseringan kerja rodi. Gue capek dengan kehidupan yang menurut gue terasa begitu cepat. Kehidupan terasa berlari. Sedangkan gue masih merangkak, bahkan ngesot menjalaninya. Baru gue ngerasa kalo hal-hal baru terjadi kemarin, dan ternyata hal-hal itu udah terjadi setahun yang lalu. Dan masa depan terasa begitu dekat, sedangkan gue belum maksimal menjalani saat ini. Semua datang begitu cepat dan bertubi-tubi sampai sampai gue belum bisa merasakan yang semerasakan-merasakannya. Agak belibet ya bahasanya...
Pas ngeliat kebelakang, ternyata sudah banyak yang berubah padahal gue ngerasa semuanya sama aja. Pas ngeliat kebelakang tuh benar-benar beda, kayak yang dulu menjalani itu semua bukan gue, mungkin tepatnya bukan gue yang sekarang. Dan kadang gue kangen semua masa lalu itu, tapi masa lalu ngga bisa ngejar gue. Walaupun terjadi lagi, semuanya ngga akan sama. Ngga ada kejadian yang akan terjadi lagi persis, semua cuma sekali. Gue cuma berharap gue kuat menjalani apapun kedepannya


Oke ngga tau lagi kemana arah post gue ini sehingga gue tutup dengan salam.
Wassalam!

14.3.13

less



20.2.13

Punggung

Gue ngga tau harus memulai darimana
Hm

Memandangnya dari jauh sekarang udah cukup buat gue
Yang gue perlu hanya melihat punggungnya
Menatap siluetnya

Berat untuk melihat matanya
Apalagi untuk mendengar suaranya
Semakin banyak yang gue tau tentang dia, semakin menjadi beban buat gue

Dan sekarang gue memilih tetap berada di belakangnya
Hanya melihat punggungnya
Dia pun gaperlu tau keberadaan gue
Cukup punggungnya yang terus gue coba untuk bisa tergapai
Dengan begitu ngga berat rasanya
Melihat punggungnya yang pergi semakin jauh, dan jauh
Sampai gue ngga bisa melihatnya lagi
Dan terus terulang
Gue memandangnya dari tempat aman
Sehingga ngga ada rasa kehilangan dari gue
Punggungnya, sudah lebih dari cukup

10.2.13

La La

Halo teman-teman dunia maya. Entah mengapa waktu yang enak ngepost adalah minggu sore
Mengapa? Karena besoknya adalah senin, sehingga minggu sore merupakan waktu yang pas untuk merefleksikan kehidupan yang sudah berjalan ini.
Anyway, harusnya gue belajar fisika, matematika, kimia, bahasa inggris, agama, sejarah, dan gue malah ngeblog :):)
Di waktu seperti ini, bengong melototin dinding lebih menarik dibanding mencari momen inersia.
Dan kemudian hening..............
Sebenarnya gue mau cerita nih, gue bingung mau masuk jurusan mana! Kayak setiap jurusan tuh memberikan gue berbagai kesempatan hingga gue bingung mau pilih yang mana.
Oke gue akan menjelaskan jurusan mana aja yang menarik minat gue.

1. Biologi ITB / UI
Pelajaran yang paling gue suka adalah biologi, entah mengapa skema biologi mudah gue cerna. Walaupun ngga selalu dapet nilai sempurna, tapi gue menikmati belajar biologi. Tapi gue ngga mau jadi dokter! Membayangkan memegang organ tubuh manusia udah membuat gue merinding disko sendiri. Gue bayangkan organ manusia kenyel kayak jeli..... Dan gue ngga siap untuk mempertanggung jawabkan kelangsungan hidup seorang manusia. Terlalu banyak tekanan. Tadinya gue sempat berpikir untuk jadi dokter hewan, pindah ke australia, dan menjadi dokter hewan pribadi di sebuah peternakan hewan mewah dan gue hidup dengan banyak uang. Tapi gue lebih ngga tega lagi sama binatang jadi gue mengurungkan niat.

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mahluk hidup, yaitu hewan, tumbuhan, dan mikroba. Beberapa aspek yang akan dipelajari misalnya adalah genetika, struktur organisme, perkembangan organisme, fisiologi, ekologi dan penerapan ilmu biologi." source : masukitb.com

Jadi itulah definisi jurusan biologi. Pelajaran biologi yang gue suka adalah mengenai sel, keren aja gitu. Keren banget. Gue membayangkan gue merubah seseorang menjadi mutant dengan rekayasa genetika. Dan gue membayangkan menemukan hormon baru untuk hewan dan dapat merubahnya menjadi seperti pokemon. Oke, kejauhan..............

2. Rekayasa Kehutanan ITB
Gue suka hutan (kecuali di saat malam, sunyi, senyap, gelap, penuh bunyi hewan malam, dan mahluk aneh lainnya) gue suka menghirup oksigen segar. Mengapa gue mau masuk jurusan ini? Simple, gue cuma mau hutan lestari sehingga hewan-hewan punya tempat untuk tinggal, dan bumi punya paru-paru untuk terus menghasilkan oksigen bagi manusia. Dan 50 tahun kedepan, gue bisa mengajak cucu-cucu gue pergi ke hutan, melihat satwa-satwa, dan keindahan lainnya. Bukan ke museum, melihat satwa-satwa yang sudah punah kemudian diawetkan, dan mendengar suara burung dari speaker. Gue ngga tega melihat hewan-hewan kehilangan tempat tinggalnya, kehilangan induknya, kehilangan mangsanya, sehingga merubah seluruh ekosistem di muka bumi, gue ngga tega (kecuali melihat populasi kecoa berkurang, walaupun tetap mengganggu ekosistem ).
Gue mau kerja di WWF, mau banget. Apalagi pulang dari Bali kemarin, melihat pengangkaran penyu, melihat apa aja yang harus mereka hadapi, kurangnya pantai untuk tempat bertelur karena penyu hanya bertelur di tempat mereka menetas. Dan bagaimana tempat mereka menetas berubah menjadi tempat komersil bagi manusia, dan penyu-penyu itu terpaksa bertelur di lantai. Bagaimana mereka harus menghadapi limbah, pukat, jaring, dan ditangkap oleh manusia yang hanya memikirkan uang. Emangsih itu di laut, cuma gue lebih tertarik aja ke hutan. Gue juga inget nonton di tv tentang orang utan di Kalimantan, melihat anak-anak orang utan kehilangan induknya, kurus kering, dan berada di dalam kandang yang ngga memadai. Bagaimana orang utan ngga bisa manjat pohon, padahal dengan keahlian memanjat itulah mereka bisa mencari makan dan berlindung dari predator. Itulah mengapa gue mau masuk jurusan ini

3. Komunikasi Massa UI
Kalo yang ini adalah anjuran dari orang tua, sebagai anak gue juga harus mempertimbangkan pilihan orang tua karena mereka pasti milih yang terbaik.

4. Psikologi UI / UGM
Gue selalu tertarik dengan sifat manusia. Sifat manusia itu dinamis, ngga akan bikin bosen. Selama ada manusia, disitulah ada ilmu psikologi. Sebenarnya gue baru memikirikan jurusan ini tapi patut dipertimbangkan.

Gue sudah mengkerucutkan minat gue.
Gue punya impian kayak gini
Masuk Biologi -> menemukan jenis hewan/bakteri baru -> membuat buku sci-fi berdasarkan spesies baru yang ditemukan -> bukunya jadi best seller -> bukunya diangkat jadi film -> jadi penulis naskahnya -> jadi sutradaranya
Oke emang muluk banget sih hahaha cuma namanya mimpi ya ngga apa lah ya

Sebenarnya gue punya minat sendiri di dunia perfilman, khususnya jadi penulis skenario dan sutradara. Gue juga tertarik jadi sutradara video clip karena gue suka banget musik tapi ngga bakat di bidang musik. Kayak seru aja, bisa membawa skenario di otak gue menjadi sesuatu yang nyata. Dimana khayalan jadi kenyataan itu benar-benar keren. Gue juga tertarik menjadi penulis, membuat novel ringan untuk membuat pembaca berekspetasi. Membuat novel-novel penuh dengan kisah cinta hahahaha

Dan lebih lagi, gue mau masuk jurusan-jurusan di atas melalui jalur undangan, tapi sekarang gue malah ngeblog. Oke belajar deh, semoga berhasil kawan!

6.1.13

Tentang kamu

Kamu pernah bilang kalau suara air adalah suara paling merdu, yang bisa membuat kamu tenang
Kamu bilang kalau pantai adalah tempat kesukaanmu, dan kamu ngga keberatan bila ombak membuat seluruh bajumu menjadi basah
Kamu bilang kalau kamu ngga suka teh kebanyakan gula, tapi kamu suka ngegadoin gula
Kamu selalu menutup telinga kalau ada suara petir, atau kalau aku lagi kebanyakan ngeluh
Kamu jago banget main gitar, tapi lebih baik kalau kamu ngga perlu nyanyi
Kamu bilang suka film-film action, tapi saat nonton hachiko kamu nangis sampai terisak-isak
Kamu bilang kalau kamu mirip John Mayer, dan aku selalu tertawa saat kamu bilang itu
Kamu suka baca komik Conan, tapi selalu minjem di perpustakaan dan ngga pernah beli
Kamu suka banget sama ayam pop
Kamu selalu mengerutkan dahi kalau ngelihat sesuatu yang aneh atau kamu ngga suka
Kamu selalu bisa bikin aku tertawa
Kamu selalu bisa bikin aku seneng lagi
Kamu selalu ada
Iya, kamu
Kamu
Seseorang dalam khayalku

ending. beginning

Berakhirnya sesuatu adalah awal mula sesuatu lainnya
Pertama-tama, selamat tahun baru 2013!

Ada yang mulai, ada yang berakhir
Ada yang datang, ada yang pergi
Ada yang senang, ada yang sedih
Seperti itulah siklus hidup

Seperti berakhirnya 2012, tahun yang cukup menyenangkan sekaligus menyedihkan buat gue.
Banyak kejadian-kejadian yang gue ngga pernah sangka terjadi pada tahun 2012
Dan gue berharap 2013 akan membawa gue menjadi lebih baik

Seperti lo. Yang datang, dan pergi dengan gampangnya kayak angin. Bolak-balik tanpa permisi, pergi tanpa pamit. Gue ngga ngerti dimana lo memposisikan gue dan gue juga ngga peduli. Gue cuma kira lo adalah salah satu orang yang mau menetap, ternyata gue salah.
Bukan gue yang merelakan, bukan gue yang ngelepas.
Gue ngga berharap banyak padahal tapi tetap aja kecewa, apakah gue benar-benar ngga boleh berharap biar ngga terus-terusan kecewa?
Mau gimana lagi, gue persilahkan lo pergi dan gue ngga berharap lo bakal kembali.

Enuff with all galau thingy
Seperti liburan gue yang berakhir hari ini. Dan dalam beberapa jam gue bakal kembali ke sekolah dan berkutat dengan segala pelajaran. Seperti waktu berjalan begitu turbo saat liburan, tidak terasa.
Kebiasaan setelah liburan, tulisan ceker ayam terlihat lebih bagus dari tulisan gue hahahaha

Hal-hal random yang akan gue ungkapkan sekarang
Gue ngga bisa ngebayangin di konser sleeping with sirens, dan gue ikutan nyanyi, suara gue ngga sampe. Suara kellin terlalu tinggi
Gue mau jadi scriptwriter, gue mau bikin skenario film bagus yang bisa bikin orang tercengang.
Gue sekarang bingung mau masuk jurusan apa dan kuliah dimana.
Gue sekarang laper padahal tadi abis makan nasi padang.

Gue semakin gatau arah post ini kemana, gue cuma lagi mau mengisi detik-detik akhir liburan gue dengan sesuatu yang gue senangi.
Ok deh daripada bingung, bye.