26.11.14

Guess Who?

HAI HAI HAI
Akhirnya gue men"welcome back" kepada diri gue sendiri
Sebenarnya selama ini banyak banget yang mau gue luapkan, tapi entah mengapa jari-jari selalu terhenti ketika mata terpaku pada layar komputer jinjing.
Dan entah mengapa akhirnya pada hari ini, hari dimana gue nggak ke kampus karena hidung mampet dan kepala pening karena kehujanan beberapa hari yang lalu, tangan gue begitu lancar meluncur dari satu huruf ke huruf lainnya.

Pertama-tama, bagi anda-anda yang kepo (well karena gue gak punya ask.fm) dimanakah diri gue berkuliah sekarang?
Berikanlah tebakan anda!
Kedokteran? Ya kali
Manajemen? Ya ilakh
Biologi? Mungkin....
Yap!
Sekarang gue berkuliah di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi
Mimpi yang menjadi nyata? Pastinya!
Tentu perjuangan gue nggak gampang untuk meraih mimpi ini
Kalo gue boleh jujur, ini pertamakalinya gue menimba ilmu ditempat yang benar-benar gue inginkan
Kadang ketika gue melihat kebelakang, bimbel setiap hari senin sampai ketemu senin lagi, tryout yang gue sampai udah otomatis ngebuletin data diri, atau ke"bar-bar"an untuk dapet kelas tambahan, perjuangan gue belum seberapa dengan teman-teman gue yang lain.
Gue setuju bahwa di dunia perkuliahan lo bisa melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
Ketika mendengar cerita temen-temen gue, khususnya dari daerah, gue ngerasa perjuangan gue belum ada apa-apanya dibanding mereka.

Mari bergeser ke topik lainnya
Sebagaimana gue bilang hari ini gue gak kuliah, gue jadi punya banyak waktu senggang untuk "me time" kayak buat lagu, puisi, baca buku, dengerin musik sampe beralbum-album, dan tentunya nonton film. Akhirnya gue nonton film yang cukup lama ingin gue tonton


Despite film ini dibintangi oleh Anton Yelchin, Kat Dennings, dan Robert Downey Jr, gue begitu tertarik dengan isu yang diangkat oleh film ini.
High School Sucks
Ceritanya ada searing teenage boy bernama Charlie, he comes from wealthy family so orang-orang menganggap his life was fine. Lalu dia dikeluarkan dari sekolah karena kedapatan membuat sim palsu untuk teman-temannya. Apakah ia melakukan itu demi uang? no, he did that for popularity.
Simplynya, Charlie menginginkan semua oran menyukainya.
Lalu ia pindah ke sebuah sekolah umum dimana dia dianggap "not-normal"
Apa yang terjadi selanjutnya? Tonton sendiri ya hehehe

Sekarang gue mau memaparkan opini gue mengenai film ini
Yang gue siratkan orang dewasa bilang kepada remaja bahwa kejadian-kejadian yang terjadi di high school akan berlalu, dan high school life bukan apa-apa dibanding real life.
But guess what? High school life is real life too.
Just because we're teenagers so our words doesn't count, our promises are lie, and our curses are joke.
Yes, we young and reckless, and critical too.
And problem is a problem, no matter how big or small is it.
And sometimes we (or for just some people) we don't need a solution, we only need someone who wants to listen.
Kata maha dahsyat dibanding senjata nuklir sekalipun.
And we're not live to please everyone, we don't have enough time to do that.
So try to please one person that really matters, please yourself.
Bukan bermaksud egois, tapi, kalo bukan diri sendiri, siapa lagi?
Dan satu lagi, try to be nice to everybody.
Kita gak tau apa aja yang dia alami, baik buruk, senang sedih, so who are we to judge?
Sebagai mahkluk sosial, apa sulitnya berbuat baik terhadap orang lain?
Cobalah menyapa, buatlah seseorang merasa bahwa kehadirannya berharga.
Gue sendiri bukan malaikat, bohong kalo gue bilang gue begitu baik, namun biarkan orang lain menilai, yang gue tau gue hanya menjadi diri gue sendiri.

Seperti biasa kalo lo adalah pembaca setia gue, gue akan membahas berbagai topik random dalam satu post.

Orang bilang saya ambisius, mungkin benar. Namun sepertinya lebih tepat bila dikatakan bahwa saya passionate.
Seperti foto diatas, totally agree with that.
Karena dengan ambisi kadang bisa merusak
Namun dengan passion, kita tidak akan merasa beban melakukannya.
Belajarlah sebagaimana itu merupakan sebuah passion dimana lo akan mendapat rasa senang setelahnya.
Dan gue mengakui gue orangnya suka banget males-malesan, dan gue sedang mengubah kebiasaan buruk itu.


Semakin dewasa, apa yang nyata kadang semakin semu. Cobalah bahagia di setiap momentnya, karena itu gak lasts forever. Hargai waktu. Hargai diri sendiri. Cobalah jalani hidup dengan jujur.


Not everyone mean with what they said. Jadi, lupakanlah. Maksudnya lupakan, jangan apa-apa dibawa baper. You know baper? Itu kata yang paling hits semenjak gue masuk kuliah, baper adalah singkatan dari "bawa perasaan" atau mungkin biasa dikenal sebagai sensitif. Apa-apa dimasukin ke hati, paku juga dimasukin kehati kayak debus. Gue orangnya baperan, dan akhirnya gue menyadari bahwa baper gak membawa gue kemana-mana, malah ngedorong gue buat sedih pada hal yang seharusnya gak perlu disedihin.


Jujurlah, setidaknya pada dirimu sendiri.


Kapan ya ada orang yang giniin gue........................
Masih menunggu seseorang yang tertarik sama gue karena gue adalah gue
Gue gak perlu berubah jadi power ranger agar seseorang mau bertahan sama gue
Biasanya sih mereka yang udah kenal gue akan menjauh
Simply because my cool personality irritates them, duh
Canda deng wkwkwkwk



Hidup jomblo!

Okay harus kembali ke realita belajar Sosiologi dan Politik untuk kuis esok hari.
Adios muchachos! Nachos!

No comments:

Post a Comment